Indonesia, negara tropis dengan tanah yang subur, menjadi tempat ideal bagi tumbuhnya tanaman rempah. Rempah-rempah bermanfaat untuk melezatkan hidangan dan kesehatan.

Rempah-rempah mewarnai cita rasa masakan Indonesia sejak ribuan tahun dan telah diolah menjadi bumbu masakan. Rempah dan bumbu dalam masakan menjadi warisan budaya bagi gastronomi Indonesia yang kaya aroma dan rasa yang unik.

Daya tarik rempah Indonesia membuat bangsa-bangsa di dunia, mulai dari bangsa Asia hingga Eropa, datang ke nusantara. Sejarah mencatat, rempah dari kepulauan Indonesia telah menjadi komoditas utama perdagangan dunia di pelabuhan-pelabuhan sepanjang nusantara.

Perdagangan antara penduduk di Kepulauan Nusantara dengan bangsa-bangsa di dunia sudah dilakukan sejak millenium awal Mashi. Perjalanan perdagangan rempah membuat Indonesia, sebagai negara maritim, masuk dalam jalur rempah dunia.

Rempah segar Indonesia yang saat ini paling banyak dikonsumsi di negara lain antara lain: lada, pala, cengkeh, jahe, kayu manis, dan vanili. Tren nilai ekspor rempah dan bumbu terus meningkat hingga mencapai USD 970,32 juta pada tahun 2021.

Rempah dan bumbu mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan 7,77% pada lima tahun terakhir. Indonesia sudah dikenal sebagai mother of spice atau negara penghasil rempah-rempah dunia.

Sayangnya, ketenaran bumbu masakan Indonesia kurang dikenal secara global dibandingkan bumbu masakan Oriental, Thailand, dan Vietnam. Padahal perhatian dunia terhadap kuliner Indonesia semakin banyak.

Hal ini dibuktikan dari maranya liputan media-media asing yang berbagi cerita tentang kelezatan dan keragaman kuliner Indonesia. Keberadaan restoran Indonesia di luar negeri, yang telah menarik pemerhati masakan Indonesia, saat ini berjumlah sekitar 1.177 gerai pada tahun 2020.

Namun, hal ini belum efektif mengangkat popularitas kekayaan rempah, bumbu masakan, budaya dan pariwisata Indonesia.